Guru fiqh saya waktu SMP pernah menyampaikan’wejangan’kepa para muridnya agar kelak jangan menjadi Hakim.Salah satu argumen yang di jadikan alasan adalah’Manusia tidak dapat berbuat adil’ dan hakim itu sangat dekat dengan api neraka.Tentu saja yang dipesankan guru saya itu kami terima dengan seratus persen,tanpa ada rasa ingin mendebat sedikpun,karena murid pada waktu itu tidak diajarkan ìlmu cara’kurang ajar’kepada guru.Tetapi belakangan wejangan itu sempat kami perdebatkan(tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada kepada guru fiqh kami).
Benarkah manusia tidak dapat berbuat adil?seperti apakah adil itu? Adalah dua dari banyak pertanyaan yang muncul dibenakku.
Dimasa lalu kita seringkali melakukan kesalahan paradigma,kita kadang mengukur besaran manusia dengan menggunakan alat ukur Tuhan.Ketika di ajukan tentang manusia adil maka pikiran kita ‘adil’seperti adilnya Tuhan atau adil yang hakiki,menurut saya itu salah.
Jadi manusia dapat berbuat adil.Baik adil model sosialis(sama rata sama rasa) maupu adil berdasarkan kontribusi perorangan.Karena jika manusia tidak dapat berbuat adil pasti Tuhan tidak akan pernah memerintah manusia untuk berbuat adil,ya kan?,contoh dalam masalah poligami,kelompok yang menentang poligami selalu menyampaikan alasan bahwa lelaki tidak dapat berbuat adil kepada istri yang lebih dari satu.Menurut saya pendapat itu salah,karena lelaki dapat berbuat adil kepada semua istrinya dalam ukuran yang manusiawi.
Khusus untuk poligami saya punya alasan tambahan,Saya termasuk orang yang’Setuju’dengan Poligami habis uenak sih… ha…ha…ha…ha…!
0 komentar: on "Manusia Yang Adil"
Posting Komentar